Walikota Presentasikan “Membangun Generasi Madani” di Universiti Kebangsaan Malaysia

Malaysia – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan presentasi bertajuk “Membangun Generasi Madani” pada konferensi pendidikan internasional yang berlangsung di Hotel Puri Pujangga, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Selasa (16/5/2017).

Turut hadir pada acara tersebut Wakil Rektor Bidang Mahasiswa dan Alumni UKM Noor Aziah Mohd Awal, Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi Ibrahim bersama sejumlah mahasiswa pasca sarjana UIN Ar-Raniry serta para mahasiswa Institut Islam Hadhari UKM.

Mengawali presentasinya, Illiza menyebutkan Visi Pemko Banda Aceh saat ini adalah Banda Aceh Model Kota Madani. “Dengan visi tersebut, kami ingin membangun sebuah masyarakat yang madani; beriman, berakhlakul karimah, sehat dan cerdas, penuh toleransi dalam keberagaman, taat pada hukum, terbuka dan mampu bekerjasama, menguasai teknologi, perduli terhadap lingkungan dan mampu menjaga persatuan.”

“Inilah tujuan kami. Dengan segala karakteristik yang dimiliki oleh kota ini, kami ingin maju dan berkembang tanpa menghilangkan identitas kami.”

Menurutnya, upaya membangun generasi madani terkait isu pendidikan memiliki dimensi dan tujuan yang melebihi batas-batas ruang kelas di sekolah. “Membutuhkan usaha komprehensif, komitmen dan sinergi yang kuat antara pemerintah dengan seluruh pihak. Perspektif pendidikan yang holistik harus dijadikan acuan bagi implementasi peningkatan kualitas pendidikan bagi seluruh masyarakat.”

Selanjutnya ia memaparkan beberapa program kegiatan yang pihaknya lakukan dalam mengimplementasikan pembangunan generasi yang madani mulai dari aspek akidah dan akhlak, penguasaan teknologi, penguatan seni dan budaya, kebencanaan, lingkungan, hingga pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Masih menurut Illiza, sebagai sebuah kota yang berlandaskan Syariat Islam, mendidik dan menjaga akidah dan akhlak menjadi sesuatu yang mendasar. “Untuk hal ini, kami telah memasukkan program pendidikan keagamaan atau program diniyah di semua jenjang pendidikan formal hingga sekolah luar biasa.”

“Kami juga secara rutin melakukan workshop dan kajian agama untuk penguatan aqidah bagi remaja dan pejabat. Selain itu, kami juga telah membentuk Dai dan Daiyah Perkotaan, Lembaga Dakwah Sekolah, dan kelompok Tahfiz Al-Quran. Sejak 2013 secara berkala, kami juga terus melakukan Dakwah Umum Jum’atan dan Gerakan Dakwah Simpatik ke warung kopi dan pasar.”

Semua kegiatan tersebut, sambungnya, bertujuan agar terbangun masyarakat yang kuat dalam akidah dan memiliki akhlak yang mulia. “Hal ini diperlukan sebagai strategi untuk menyaring derasnya perubahan dunia yang dapat merusak generasi muda,” katanya.

Selain membekali peserta didik dengan penguatan akidah dan akhlak, di bidang pendidikan Pemko Banda Aceh juga mengembangkan Pusat Sumber Belajar Virtual (PSBV), Pustaka Digital, pelatihan ICT bagi guru dan pelajar dan penyediaan Laboratorium ICT yang berbasis teknologi.

“Kami juga telah membangun sistem e-Absensi yang bertujuan untuk memonitoring dan melatih kedisiplinan murid yang bisa dilakukan secara realtime. Saat ini seluruh sekolah di Banda Aceh juga sudah dilengkapi fasilitas Free Wifi. Pada tahun ini, Ujian Nasional Berbasis Komputer di tingkat SMP telah mampu kita laksanakan 100 persen.”

“Penguatan teknologi di bidang pendidikan ini kami lakukan untuk membangun sebuah generasi yang mampu mengusai teknologi sebagai tuntutan dari perkembangan dunia saat ini,” sambung Illiza.

Ia menambahkan, sektor kesehatan juga tidak bisa dilupakan dari upaya membangun generasi madani. “Jika ingin membangun masyarakat yang cerdas, maka perlu upaya penningkatan kualitas kesehatan yang cerdas pula.”

“Untuk itu, kami telah menggratiskan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin. Dan saat ini sudah ada empat Puskesmas yang berstandarisasi (ISO 9001 : 2008) yang di dalamnya sudah tersedia layanan kesehatan peduli remaja. Secara berkala petugas kesehatan juga datang ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan dan pemberian vaksin bagi para peserta didik.”

Sementara untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ungkap Illiza, pihaknya telah membentuk Women Development Center yang digunakan sebagai wadah peningkatan peran perempuan dalam pembangunan dan sebagai sarana pengembangan SDM.

“Kami juga memiliki forum partisipasi perempuan dalam pembangunan melalui forum Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (Musrena), membentuk 14 balee inong di tingkat desa, serta membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Kami juga memberikan berbagai pelatihan dibidang ekonomi untuk skala rumah tangga. Hal ini kami lakukan agar kaum perempuan mampu berperan sebagai penggerak ekonomi keluarga,” ungkap Illiza pada acara yang berlangsung sehari penuh tersebut. (