Jamaah Tarawih di Banda Aceh Membludak

Mengawali pelaksanaan ibadah puasa Ramadan 1438 Hijriyah, umat Islam di Provinsi Aceh melaksanakan salat Tarawih dan Witir malam pertama secara berjemaah mulai, Jumat (26/5) malam usai salat Isya.

Untuk salat Tarawih perdana, jutaan muslim di daerah berjuluk Serambi Mekkah itu dilaporkan memadati masjid dan meunasah (musala) sebelum memulai ibadah puasa 1 Ramadan, Sabtu (27/5) hari ini, seperti ditetapkan pemerintah melalui Menteri Agama.

Di Aceh, sejumlah masjid menghias diri untuk pelaksanaan salat Tarawih, tadarus, dan ibadah lainnya. Seluruh rumah ibadah umat Islam baik di desa, kecamatan maupun kabupaten/kota hingga ibukota provinsi, dilaporkan penuh jemaah  hingga ke halaman luar karena tidak tertampung lagi di dalam.

Antusiasnya masyarakat Aceh me­nyambut bulan suci Ramadan dengan perasaan sukacita, sudah terlihat usai salat Maghrib. Orang dewasa maupun anak-anak terlihat berbondong-bondong menuju masjid dan meunasah terdekat untuk melaksanakan salat Tarawih.

Seperti terlihat di Masjid Raya Baiturrah­man Banda Aceh, jemaah salat Tarawih mencapai ribuan orang, baik di dalam mau­pun halaman masjid yang baru saja selesai direnovasi dengan pemasa­ngan 12 payung elektrik ala Masjid Nabawi, Madinah.

Masjid kebanggaan masyarakat Aceh itu, sudah lebih awal menyiapkan diri menyambut datangnya  bulan suci Ramadan. Dengan perluasan pemba­ngunan landscape dan peningkatan infrastruktur masjid, jemaah semakin banyak ditampung..

Jika sebelumnya kapasitas Masjid Raya Baiturrahman hanya mampu menampung 9.000 jemaah, kini setelah dilengkapi 12 payung elektrik meningkat menjadi 24.000 jemaah.

Salat Isya dan Tarawih perdana bulan suci Ramadan 1438 H di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh tidak hanya dipadati masyarakat biasa, tapi sejumlah pejabat teras provinsi maupun Pemko Banda Aceh terlihat berbaur bersama di saf terdepan. Akibat membludaknya jemaah, tak sedikit jemaah harus harus mengatur saf di luar masjid. Jemaah yang tidak muat di dalam, terpaksa salat di halaman masjid.

Tak hanya di Masjid Raya Baiturrah­man, pada sejumlah masjid lainnya di Kota Banda Aceh seperti Masjid Agung Al-Makmur Lampriet, Masjid Jamik Bai­turrahim Ulee Lheue, Masjid Al-Muttaqien Peunayong, Masjid Baitus Shalihin Ulee Kareng, Masjid Darul Falah Gampong Pineung, Masjid Al-Huda Kampung Laksana, Masjid Lueng Bata, dan masjid Kantor Bulog Aceh, juga terlihat penuh sesak hingga pukul 22.00 WIB.

Kebanyakan warga menunaikan delapan rakaat  tambah Witir, sedangkan lainnya 23 rakaat tambah Witir tanpa ada perdebatan. Akibatnya, suasana sepi menyelimuti wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh Besar sekitarnya karena aktivitas perdagangan terhenti total. Seluruh toko di ibukota Provinsi Aceh itu tutup sejak Magrib.

Jadi imam

Syeikh Abdelrahman Eldesouky Taha Radwan dari Mesir menjadi imam salat Isya dan Tarawih di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh selama sebulan penuh. Untuk kepentingan tersebut, Syeikh Abdelrahman yang sekarang menjabat Direktur Lembaga Alquran Universitas Al-Azhar di Provinsi Gharbiah, Mesir, sudah tiba di Banda Aceh, Kamis (25/5).

Kedatangan Syeikh dari Mesir ke Banda Aceh kali ini, difasilitasi oleh Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Aceh bekerja sama dengan Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam. Syeikh Abdelrahman datang ke Banda Aceh setelah dijemput oleh Ketua Umum DMI Aceh, Tgk Fakhruddin Lahmuddin ke Malaysia.

Ditambahkan, Syech Abdelrahman juga akan memimpin Qiyamul Lail (salat malam) pada sepuluh malam terakhir Ramadan di Masjid Raya Baiturrahman. Selain itu, pada setiap Subuh ia akan keliling menjadi imam di sejumlah masjid Banda Aceh.

Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Prof Dr Azman Ismail mengakui, Syeikh Abdelrahman akan mengimami salat Isya dan Tarawih sejak awal hingga akhir Ramadan. “Hanya imam yang kita da­tangkan dari luar negeri, sedangkan penceramah salat Tarawih seluruhnya dari Aceh,” katanya.

ANALISA