Wali Kota Buka Pengajian Subuh di Masjid Agung Al-Makmur

Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh H Aminullah Usman SE Ak MM membuka pengajian Subuh di Masjid Agung Al-Makmur, Lampriet, Sabtu (9/9/2017). Kegiatan rutin mingguan Masjid Al-Makmur usai Salat Subuh berjamaah ini menghadirkan Prof Dr H Syahrizal Abbas MA sebagai pemateri dengan topik ekonsyariah.

 

Dalam sambutan singkatnya, Aminullah mengungkapkan kebahagiaannya melihat Masjid Al-Makmur yang selalu dipenuhi warga yang menunaikan salat lima waktu berjamaah, termasuk pada waktu Subuh. “Masjid ini selalu ramai jamaah Salat Subuh-nya, dan seharusnya hal ini dapat ditiru oleh masjid-masjid lain yang ada di Banda Aceh,” katanya.

 

Terkait dengan topik pengajian kali ini, wali kota menyebutnya sangat penting karena setiap harinya manusia tidak pernah terlepas dari urusan muamalah khususnya dalam bidang ekonomi. “Semoga melalui pengajian pada pagi ini dapat menambah pengetahuan kita untuk menjalankan sistem ekonomi sesuai dengan Al-Quran dan Hadis,” ungkapnya.

Aminullah juga mengharapkan masyarakat mulai beralih menggunakan layanan perbankan syariah agar terhindar dari praktik riba.. “Banyak bank yang saat ini sudah menerapkan sistem syariah, salah satunya Bank Aceh yang telah menerapkan sistem  full syariah sejak 2016 lalu,” ungkapnya.

 

“Harapan kita ke depan, selain dapat memahami konsep ekonomi syariah secara utuh, masyarakat kita dapat pula menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” harap Aminullah yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh ini.

 

Hal lainnya, ungkap wali kota, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menggunakan jasa rentenir, terutama para pedagang untuk menambah modal kerja. “Selain sangat merugikan masyarakat, praktik rente juga dilarang dalam Al-Quran,” kata Aminullah.

Untuk mengatasi hal tersebut, ungkapnya lagi, dalam waktu dekat Pemko Banda Aceh akan meluncurkan sebuah lembaga baitul qiradh guna membantu dunia usaha dalam hal permodalan. “Insya Allah soft launching lembaga ini akan kita gelar pada Senin (11/9) nanti, dan semoga dapat efektif beroperasi pada 2018 mendatang,” pungkasnya.

 

Sementara itu, Prof Syahrizal Abbas dalam tausiahnya menyampaikan bahwa terdapat empat prinsip dasar ekonomi syariah. “Pertama, tauhid wal ibadah. Artinya semua yang kita kerjakan harus memiliki landasan tauhid. Semua amalan kita sejatinya dalam rangka menghambakan diri kepada zat yang maha agung,” ungkapnya.

“Prinsip yang kedua; apapun harta yang kita miliki merupakan hak milik Allah SWT. Dalam ekonomi syariah harta adalah amanah, dan ada hak orang-orang fakir/miskin di sana untuk membersihkan jiwa kita. Prinsip ini sangat bertolak belakang dengan kapitalisme,” ungkapnya lagi.

Adapun prinsip selanjutnya yakni adil, baik dalam tahapan produksi, distribusi hingga konsumsi. “Termasuk di dalamnya kejujuran, bukan riba, dan tidak ada unsur maisir. Dan prinsip yang keempat; seluruh aktivitas perekonomian syariah harus memastikan  bermaslahat bagi semua komponen umat manusia, bukan hanya untuk umat Islam karena Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin,” sebutnya.