Walikota Harap Kerjasama dengan Higashimatsushima Berlanjut

Banda Aceh – Kerjasama kota kembar antara Banda Aceh dengan Kota Higashimatsushima, Jepang telah berlangsung dari tahun 2014. Kerjasama yang digagas JICA ini melahirkan COMU Project (Community Based Mutual Reconstruction Acceleration / Program Percepatan Rekonstruksi Berbasis Masyarakat dengan Memanfaatkan Sumber Daya Lokal) dan telah menghasilkan banyak program, terutama program dibidang peningkatan kapasitas nelayan dengan mengirimkan nelayan Banda Aceh belajar ke Jepang, program penanganan sampah, pertukaran SDM PNS dan bidang mitigasi bencana.

 

Kerjasama kedua kota ini akan berakhir pada 2019 nanti, namun Walikota Banda Aceh H Aminullah Usman SE Ak MM berharap kerjasama ini dapat terus dilanjutkan.

 

Harapan Aminullah disampaikan saat menerima kunjungan pihak Higashimatsushima, Rabu (20/9/2019) di Balaikota. Ada beberapa orang hadir dari Jepang, yakni Kawaguchi Takafani HOPE Higashimatsushima, Koya Abe, Koki dan Wakiko Ito. Sementara dari COMU hadir Nizamuddin, Marliana Devi dan Mardiana.

 

“Atas kerjasama selama ini kami menyampaikan apresiasi dan terimakasih. Banyak hal yang sudah dicapai dari kerjasama ini, terutama dari sisi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan dan petani,” ungkap Aminullah.

 

Aminullah melihat, kerjasama ini masih perlu dilanjutkan karena sejalan dengan visi misi pemerintahannya yang ingin memberdayakan ekonomi kerakyatan, terutama masyarakat ekonomi lemah.

“Kami harap kerjasama ini dapat berlanjut. Program ini sangat bagus dalam rangka membuka lapangan pekerjaan, seperti hari ini warga yang pernah belajar ke Jepang sudah mampu membuka usaha budidaya tiram, pertanian, basket fishing dan lainnya juga,” tambah Walikota.

 

Kata Aminullah, saat ini angka pengangguran di Banda Aceh mencapai 12 % dan kemiskinan masih di angka 7 %. Adanya kerjasama kedua kota ini tentunya menjadi salah-satu solusi dalam mengatasi persoalan pengangguran dan kemiskinan.

 

Aminullah juga berharap, nantinya kerjasama dapat dikembangkan dalam bidang-bidang lainnya agar masyarakat kota lebih berkembang dari sisi pengetahuan dan tentunya ekonomi.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota juga menyampaikan bahwa Banda Aceh punya potensi untuk berkembang lebih baik lagi.

“Kita punya potensi karena kita punya lahan. Persoalannya hanya kendalan di pengetahuan. Saya pikir soal modal tidak terlalu besar,” tambahnya.

 

Sementara itu dari pihak COMU menyampaikan program kerjasama telah berlangsung selama dua tahap dan akan berakhir pada 2019 nanti.

Ada sejumlah capaian yang dirasakan hingga saat ini dari project-project yang telah dijalankan.

 

Ada pencapaian dibidang pencegahan bencana dimana meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana.

 

Kemudian dibidang pengelolaan sampah, capaiannya adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah agar tetap bersih, meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilah sampah menurut jenisnya (organic, botol plastic, kemasan dan residu), meningkatnya kemampuan masyarakat untuk mengolah sampah menjadi kompos dan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat ekonomi dari beberapa jenis sampah yang masih bisa didaur ulang untuk dijual kembali.

 

Program kerjasama kedua kota ini juga telah dirasakan pada bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Indikasinya masyarakat Banda Aceh telah mampu mengelola kegiatan penangkapan kepiting menjadi daya tarik objek wisata. Kemudian masyarakat, terutama Ibu-ibu telah mampu membuat sulaman ala Jepang dengan kualitas ekspor yang dipasarkan di Higashimatsushima. Masyarakat juga telah menikmati peningkatan pendapatan tambahan dari wisata basket fishing dan stitching diluar kegiatan rutin mereka sehari-hari.

COMU Gelar ‘Hari Pasar’ di Escape Buliding Lambung

 

Saat melakukan pertemua dengan Walikota dan Sekdakota di Balaikota, pihak COMU Project menyampaikan akan menggelar HARI PASAR yang akan mengenalkan kepada publik berbagai produk masyarakat Meuraxa.

 

Kagiatan ini mengusung tema ‘Hari Pasar Untuk Sadar Bencana’ dan digelar pada 23 Desember nanti.

 

Ada berbagai kegitan menarik pada Hai Pasar ini, diantaranya penjualan sayuran organic dari masyarakat gampong, pemutaran video tentang mitigasi bencana, bazaar (produk PNPM, stand foto memakai baju tradisonal jepang dan penjualan kerajinan masyarakat).

 

Kegiatan ini juga menyediakan kopi gratis bagi para pengunjung. Sebagaimana diketahui dalam kerjasama kedua kota, kopi menjadi komoditi andalan Aceh yang sudah dikenal di Higashimatsushima.