Wali Kota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE Ak MM tiba-tiba mendatangi SMA 1 Banda Aceh. Pagi Kamis (1/11/2018), tepatnya pukul 08.00 Wib, Aminullah bersama Kepala Badan Nasional Narkotika Kota (BNNK) Banda Aceh, Hasnanda Putra sudah berada di sekolah yang terletak di kawasan Blang Padang tersebut.

Tampak juga ikut bersama Wali Kota, Asisten Pemerintahan Setdakota, Bachtiar S Sos dan Kepala Dispora Kota, Hamdani, Kadisdikdud, Saminan dan Kepala Kesbangpolinmas Kota, Faisal S STP.

Seusai meminta izin kepada Wakil Kepala Sekolah, Zahratul dan dewan guru, Wali Kota langsung menuju kelas XII IPS 2 sekolah tersebut. Selain kelas XII IPS 2, Wali Kota dan rombongan juga melakukan razia di kelas XII IPA 3.

Saat masuk ke kelas, Aminullah lebih dulu menjelaskan kepada siswa, dimana kedatangannya untuk melakukan razia narkoba. Para siswa pun diminta berdiri didepan kelas dan meninggalkan tas masing-masing di kursi mereka.

“Kami minta waktu sebentar, tolong berbaris didepan dan tinggalkan tas dikursi atau meja masing-masing,” pinta Aminullah.

Sesaat kemudian, Wali Kota, Kepala BNNK Kota dan Kepala Kesbangpolinmas memeriksa tas para siswa, namun tidak ditemukan adanya narkoba.

“Ahamdulillah, tidak satupun dari tas kalian ditemukan narkoba,” kata Aminullah.

Katanya kepada siswa, narkoba sangat berbahaya karena akan merusak diri dan juga merusak masa depan.

“Dampaknya sangat parah, bukan hanya menghacurkan diri dan masa depan tapi juga menghancurkan perekonomian,” tambah Wali Kota.

Karenanya, lanjut Wali Kota, narkoba harus diperangi dan di berantas di Banda Aceh. Wali Kota tidak ingin masa depan generasi muda di Banda Aceh akan hancur hanya karena narkoba.

“Karenanya Saya mengajak semua siswa untuk memerangi narkoba. Kalian harus berkontribusi, kalau kedapatan, apakah di sekolah, di kampung atau dimana saja tolong laporkan. Boleh lapor ke Saya langsung, BNN Kota atau Kepala Sekolah. Apa kalian siap memerangi narkoba,” tanya Aminullah disambut jawaban siap serentak oleh siswa-siswi sekolah yang dijuluki Jeumpa Puteh tersebut.

Kerugian Ekonomi Karena Narkoba di Aceh Capai Rp. 1,5 T

Sementara itu, Kepala BNNK Kota, Hasnada Putra mengungkapkan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh narkoba mencapai Rp. 1,5 T di Aceh setiap tahunnya.

“Estimasi kerugiannya mencapai Rp. 1,5 T di Aceh dalam setahun, itu data tahun 2017. Untuk data Indonesia kerugian mencapai Rp. 84,7 T. Sangat besar kehancurannya,” kata Hasnanda.

Kemudian, narkoba juga menyebabkan pecandunya meninggal 20 sampai 40 orang setiap harinya.

Data 2017, pecandu di Aceh mencapai 63.032 orang dengan mayoritas usia di kisaran 30 tahun.

“Untuk kota Banda Aceh belum kita temukan data pasti, nanti kami akan lakukan survey,” tambah Hasnanda.

Hasnanda juga manyampaikan apresiasi kepada Wali Kota yang memang memiliki komitmen yang kuat memberantas narkoba di Banda Aceh.

“Saya pikir Pak Wali sebagai seorang ekonom sangat paham kehancuran dari sisi ekonomi. Beliau menginginkan adanya pusat rehab dibangun di Banda Aceh. Tahun 2019 rencananya akan dibangun, mari sama-sama kita mendukung,” ajak Hasnanda Putra.