Kadis SI Kota Banda Aceh Lepas Rombongan Guru Tahfiz ke Jabar

Kadis SI Kota Lepas Rombongan Guru Tahfiz ke Jabar
Kadis SI Kota Lepas Rombongan Guru Tahfiz ke Jabar

Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Alizar Usman, S. Ag, M. Hum, Sabtu (08/12/2018) pagi melepas keberangkatan 10 orang hafiz-hafizah ke Kuningan, Jawa Barat, tepatnya di Yayasan Karantina Tahfiz Al-Quran Nasional.

Para hafiz/ah itu dikirim untuk memperdalam metodelogi pengajaran Tahfiz quran. Turut serta bersama rombongan, Sekretaris DSI Kota Banda Aceh Ida Friatna dan Kasie Perundang-undangan, Marzuki, S. Sos. I.

Sebelumnya, ke-10 penghafal Al-Quran yang terdiri lima putra dan lima putri itu telah mengikuti serangkaian tes dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemko Banda Aceh.

Kadis SI Kota Lepas Rombongan Guru Tahfiz ke Jabar

Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Alizar Usman, S. Ag, M. Hum, mengatakan tujuan dari program untuk memperdalam pola pengajaran metode menghafal Alquran atau tahfiz, sehingga siap untuk mendidik anak-anak, calon penghafal Alquran di kota Banda Aceh nantinya.

“Karena metode disana sangat baik, sehingga nanti mereka mampu menjadi pengajar yang baik untuk calon penghafal Alquran, sehingga kita tidak perlu lagi mengirim anak-anak kita menghafal di luar Aceh, bahkan kalau nanti disini sudah cukup baik sekali, orang luar daerah yang belajar kemari,” ujarnya.

Alizar menambahkan, para pengajar itu nantinya akan menjadi guru tahfiz pada lembaga tahfiz yang akan ddirikan Pemko Banda Aceh dengan menggunakan metode sebagaimana metode di Yayasan Karantina Tahfiz Al-Quran Nasional.

“Nanti mereka ini belajar disana satu bulan penuh, mereka ini sudah hafidz dan akan memperdalam metode mengajarnya disana,” ujar Alizar.

Kadis SI Kota Lepas Rombongan Guru Tahfiz ke Jabar

Sebelumnya, Wakil Walikota Banda Aceh Zainal Aridin menyebutkan, program pengiriman guru tahfiz tersebut merupakan salah satu program Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dalam rangka mewujudkan Banda Aceh sebagai Kota Tahfiz di samping sebagai Kota Zikir.

“Kita akan adopsi metode pengajaran tahfiz di sana untuk kita terapkan di Banda Aceh. Insyaallah tahun depan akan kita kirim angkatan selanjutnya ke pasantren lain yang memiliki metode berbeda. Dengan begitu, kita akan punya banyak metode yang nanti dapat kita ramu agar anak-anak Banda Aceh lebih cepat menjadi hafiz-hafizah,” katanya.