10 Guru Tahfiz dari Banda Aceh Jadi Peserta Angkatan ke 37 Karantina Tahfiz Nasional

Sebanyak sepuluh orang guru Tahfiz dari kota Banda Aceh menjadi bagian dari 700 peserta angkatan ke 37 Karantina Tahfidz Alquran Nasional di pusat Karantina Tahfiz Alquran Nasional, Kuningan Jawa Barat.

Pembukaan berlangsung Minggu (09/12/2018) dihadiri oleh Pembina Yayasan Karantina Tahfiz Quran Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA dan Pembina Yayasan Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd. I.

Kadis SI Kota Lepas Rombongan Guru Tahfiz ke Jabar


Seperti dilaporkan oleh Sekretaris Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh Ida Friatna yang turut hadir pada kegiatan itu, dari 700 perserta itu terdapat 170 peserta dari Malaysia, sementara dari Banda Aceh ada 10 orang yang terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan.


“Yang laki-laki (Ikhwan) belajarnya di Cibulan, tempat pemondokan karantina Tahfiz dan perempuan (Akhwat) tinggal dan belajar di hotel Linggarjati,” ujar Ida melaporkan dari tempat berlangsungnya acara.


Adapun kesepuluh peserta dari Banda Aceh masing-masing Agusri Syamsuddin, Ihsan Zulfandri, Samsul Bahri, Mahadhir Muhammad, Alrafli Syauqi, Uswatun Hasanah, Marzatillah, Durratul Hikmah, Fatia Izzati, dan Nurul Ulfa.


Ida menyebutkan, dalam arahannya KH Ahsin Sakho menyampaikan bahwa Alquran merupakan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad sehingga banyak sekali manfaat untuk mempelajarinya. Bahkan kata dia, dibanyak Negara sekuler sekalipun sudah mulai banyak diajarkan Alquran.


Ia juga mengatakan bahwa ada banyak konsep menghafal Alquran, dan semua jerih payah penghafal Alquran tidak akan disia-siakan Allah Swt.


“Konsepnya Ikhlas, tekun, istiqamah, doa dan tawakal adalah modal yang sangat penting dalam menghafal Alquran. Kita ingin nilai-nilai Alquran tersebar di Nusantara,” lanjut Ida Friatna mengutip dari KH Ahsin.


Sementara itu sebelumnya Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Alizar Usman, S. Ag, M. Hum, mengatakan tujuan dari program itu untuk memperdalam pola pengajaran metode menghafal Alquran atau tahfiz, sehingga siap untuk mendidik anak-anak, calon penghafal Alquran di kota Banda Aceh nantinya.


Alizar menambahkan, para pengajar itu nantinya akan menjadi guru tahfiz pada lembaga tahfiz yang akan ddirikan Pemko Banda Aceh dengan menggunakan metode sebagaimana metode di Yayasan Karantina Tahfiz Al-Quran Nasional.


“Nanti mereka ini belajar disana satu bulan penuh, mereka ini sudah hafidz dan akan memperdalam metode mengajarnya disana,” ujar Alizar.