Pesan Walikota dan Permintaan Sederhana Nenek Nursinah

Banda Aceh – Kulitnya sudah keriput, matanya sudah tidak bisa melihat lagi dan tubuhnya sudah mulai melemah karena faktor uzurnya. Sehari-harinya Nenek Nursinah hanya berbaring dikamarnya yang berukuran 3×3 Meter.  Nenek Nursinah tinggal bersama anaknya di Jalan sentosa lorong Jati No 14 Gampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam.

Sore itu, tepatnya Kamis ba’da Ashar 11 Ramadhan 1437 H (16 Juni 2016), Nenek berusia 88 tahun itu tidak menyangka kedatangan tamu istimewa. Ya, sore itu Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal datang menjenguk Nek Nursinah.

“Assalamu’alaikum Nek,” begitu Illiza mengucapkan salam saat memasuki kamar tidur Nek Nursinah.

“Wa’alaikum Salam,” jawabnya seraya bertanya siapa gerangan yang datang kepada anaknya.

“Ini Walikota Mak, beliau ingin menjenguk mamak,” anak Nek Nursinah menjelaskan

Illiza langsung duduk disamping Nek Nursinah yang ditemani anaknya.

“Bagaimana kondisi Nenek, sehatkan, shalatnya gak tinggal kan” tanya Illiza.

Kemudian Illiza memeluk Nek Nursinah dan menelus-ngelus tangannya yang sudah keriput seraya menanyakan berbagai hal. Illiza meminta Nek Nursinah selalu menegakkan shalat lima waktu.

“Nenek tidak boleh tinggal shalat, minta bantu anak-anak dan cucunya untuk dibantu berwudhuk. Bagaimanapun keadaannya, Nenek harus shalat,” pinta Illiza sambil mengingatkan anak-anak Nenek Nursinah untuk membantunya berwudhuk.

“Nenek bisa shalat sambil duduk, kalau tidak sanggup sambil berbaring atau shalat sambil menngerakkan mata juga boleh. Islam sudah mengatur dan memberi kemudahan kepada ummatnya sesuai kondisi,” ujar Illiza.

Illiza terharu saat Nek Nursinah mengucapkan lafaz shalat didepannya dengan sangat fasih. Meski usianya sudah 88 tahun, lafaz shalat Nenek Nursinah masih sangat sempurna, kendalanya hanya kondisi tubuh yang lemah dan butuh bantuan saat berwudhuk saja.

Sebelumnya, Illiza menyerahkan sprind bad lengkap dengan bantal dan sprey untuk Nek Nursinah. Illiza juga menyerahkan amplop yang berisi uang. Sebelum minta izin pulang, Illiza yang saat itu memboyong sejumlah Kepala SKPD menanyakan apa permintaan Nek Nursinah yang mungkin bisa diberikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Lama terdiam, kemudian Nek Nursinah mengatakan dirinya hanya ingin dikunjungi lagi oleh Illiza.

“Saya ingin Ibu datang lagi menjenguk saya, sering-seringlah kemari,” ujarnya setengah berbisik kepada Illiza.

Mendengar permintaan Nek Nursinah, tampak wajah Illiza terharu dan menahan tangisannya. Sebuah permintaan yang sangat sederhana dari warganya yang hanya butuh perhatian dan teman mengobrol untuk memberi semangat dalam melewati hari tuanya. Illiza menjawab “InsyaAllah Nek”, dan jawaban Illiza membuat bibir Nek Nursinah mengeluarkan senyumnya

Sore itu, selain menjenguk Nenek Nursinah, Illiza juga mengunjungi lima warga lainnya di gampong-gampong dalam wilayah Kecamatan Kuta Alam. Illiza juga mengunjungi rumah Tgk Amir dan kakek Idris di Gampong Kramat. Kemudian Illiza bersama rombongan juga menjenguk Nenek Asma dan Kakek M Yatim di Beurawe serta rumah Kakek Yusman Jalan Tanggul pinggir sungai Kuta Alam.

Dirumah-rumah fakir uzur ini, Illiza juga berpesan jangan pernah meninggalkan shalat, karena shalat merupakan perintah Allah yang harus dijalankan oleh hamba-Nya dalam keadaan apapun. Menurut Illiza, rezeki akan didatangkan oleh Allah ketika hamba-Nya selalu mengingat tuhannya.

Sejak menjabat sebagai Wakil Walikota mendampingi Alm Mawardy Nurdin hingga melanjutkan estafet kepemimpinan Walikota Banda Aceh pasca meninggaknya Mawardy Nurdin, Illiza sering mengunjungi fakir uzur di seluruh Banda Aceh. Di sela-sela kesibukannya memimpin Kutaraja, Illiza ingin selalu bisa membantu warganya yang kesusahan, terutama warga menengah kebawah dan fakir uzur yang kesulitan ekonomi. Illiza juga memboyong Kadis Kesehatan untuk mengecek kondisi kesehatan warganya. Ketika menemukan jenis penyakit serius, Illiza langsung memerintahkan Media Yulizar dan jajarannya untuk merawat mereka secara intensif. Illiza juga memerintahkan PU dan Baitul Mal membangun rumah warga fakir uzur yang dinilainya tidak layak huni. Tercatat dalam setahun ada 40 rumah dhuafa yang dibangun Pemko Banda Aceh, selain itu Walikota juga memerintahkan rehabilitasi rumah-rumah warga miskin yang dinilai perlu direhab.

Ketika menjenguk warga fakir uzur, Illiza membawa bantuan berupa perabotan seperti spring bed lengkap dengan bantal dan sprei, lemari mukena, sarung, sajadah dan Al-Qu’an. Illiza ingin warga fakir uzur di Banda Aceh bisa hidup layak dan menghabiskan hari-hari tuanya dengan beristirahat dengan nyaman dan tentunya bisa beribadah dengan nyaman. Selain itu, Illiza juga sering membawa perlengkapan masak, seperti rice cooker, kuali, kompor, dan bahan pokok seperti beras, gula, tepung, telur, hingga minyak goreng dan makanan kemasan.