Illiza: Jak Beutroh Kalon Beudeuh, Bek Rugoe Meuh Saket Hate

Banda Aceh – Rombongan Komisi IV DPRD Padang Pariaman, Sumatera Barat, melakukan kunjungan kerja ke Kota Banda Aceh. Rombongan yang dipimpin oleh ketua komisi Dwiwarman itu disambut langsung oleh Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal di balai kota, Senin (21/3/2016).

Turut serta dalam rombongan sejumlah anggota dewan lainnya di antaranya Hendrawati, Happy Nelay, Rosman, dan Kamarsam, serta Zahirman salah satu Staf Ahli Bupati Padang Pariaman. Sementara Wali Kota Illiza didampingi oleh para Asisten dan Staf Ahli, serta sejumlah Kepala SKPK dan Kabag di lingkungan Setdako Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Illiza menyatakan hubungan antara Aceh dan Sumatera Barat memang sudah terjalin erat sejak lama. “Kami berharap dengan kedatangan rombongan dari Padang Pariaman hari ini bisa mempererat ukhuwah kita bersama, dan juga saling berbagi pengalaman demi kemajuan kedua daerah,” kata wali kota.

Kepada para tamunya, Illiza juga mengungkapkan hingga saat ini masih ada stigma yang melekat bahwa Banda Aceh merupakan kota yang tidak nyaman untuk dikunjungi. “Silahkan bapak-ibu sekalian menikmati kota kecil kami ini dan menilainya sendiri. Ambil foto yang banyak dan di-share ke media sosial agar lebih banyak lagi yang berkunjung ke Banda Aceh.”

“Stigma negatif tersebut yang ingin kami hapus, salah satu penyebabnya ya karena pemberitaan media luar yang tidak seimbang. Jak beutroh kalon beudeuh, bek rugoe meuh saket hate (datang lebih dekat dan lihat dengan jelas),” kata Illiza.

Sebelumnya, Illiza memaparkan sekilas mengenai perkembangan Banda Aceh sebagai resilient city sebagai satu konsep pembangunannya. “Bencana gempa bumi dan tsunami 2004 lalu memberi kami pengalaman berharga. Kala itu, 1/3 kota kami luluh lantak, namun kini kami mulai bangkit dan menata kembali kota kami.”

Soal rehab-rekon secara fisik, sambung Illiza, pihaknya sengaja meninggalkan beberapa lokasi terdampak bencana sebagai monumen. “Kami ingin anak cucu kami kelak memiliki bekal (ilmu pengetahuan) yang cukup terutama dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.”

“Materi tentang kebencanaan juga telah dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Bukan hanya terkait bencana gempa/tsunami saja, tapi juga mengenai potensi bencana lainnya seperti banjir dan kebakaran,” kata Illiza seraya menambahkan pihaknya juga menerapkan sistem pendidikan diniyah  di semua jenjang sekolah untuk membentengi akidah dan akhlak serta membentuk karakter anak didik yang islami.

Di tempat yang sama, Ketua Komisi IV DPRD Padang Pariaman, Dwiwarman, menyebutkan Kunker awal tahun pihaknya ke Banda Aceh terkesan begitu istimewa karena disambut langsung oleh Illiza. “Ini merupakan suatu kebanggan bagi kami disambut langsung oleh Ibu Wali Kota beserta segenap jajarannya.”

Politisi PPP itu mengatakan, Kunker ke  Kota Banda Aceh dilakukan pihaknya untuk bersilaturahmi dan saling berbagi informasi terkait peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan potensi daerah di segala bidang.