Salat Ied di Aceh Khidmat

Pelaksanaan salat Ied Hari Raya Idulfitri 1438 H di sejum­lah daerah di Aceh, Minggu (25/6) pagi yang diikuti jutaan umat muslim di provinsi itu dilaporkan berlang­sung lancar, tertib dan khidmat.

Untuk tingkat provinsi, salat Ied dipusatkan di Masjid Raya Baitur­rahman Banda Aceh mulai pukul 07.30 Wib. Bertindak sebagai khatib, Dr H Munawar A Djalil MA, Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh. Sedangkan imam, Ustaz Munawir Darwis Lc Al-Hafidh, salah satu imam Masjid Raya Baitur­rah­man.

Selain dihadiri belasan ribuan umat muslim di daerah itu, juga turut hadir para pemimpin Aceh seperti Gubernur Zaini Abdullah, bersama para unsur Forum Koordinasi Pim­pinan Daerah (Forkopimda) Aceh. Jemaah salat Ied tampak me­luber hingga ke pelataran Masjid Raya.

Mulai tahun ini pelataran masjid tersebut kelihatan lebih teduh dan rapi karena dinaungi 12 payung elek­trik raksasa mirip yang ada di Masjid Nabawi Madinah, Aran Saudi. Je­maah lebih tenang berada di bawah­nya hingga khutbah ber­akhir menje­lang pukul 09.00 WIB. Meski sem­pat turun hujan rintik-rintik, tapi jemaah yang berada di pelataran umum­nya tak bergeser dari tempat duduknya karena terlindungi oleh payung-payung berukuran besar tersebut.

Munawar Djalil dalam khutbah­nya mengajak seluruh ma­syarakat di Aceh untuk meningkatkan iba­dah dan ketak­waaan kepada Allah SWT.

“Ramadan telah mendidik kita untuk lebih dekat dengan Allah dan memperbanyak ibadah serta men­do­rong kita agar selalu mengecilkan hawa nafsu dan membesarkan Allah da­lam hati,” katanya.

Munawar menjelaskan pasca­rama­dan masyarakat dituntut untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan selalu mem­besarkan Allah dalam setiap niatnya.

Takwa

“Target yang ingin dicapai setiap umat Islam dengan ber­puasa pada bulan Ramadan adalah takwa. Dan takwa itu akan menghindarkan umat dari kesesatan dan berbagai kemak­siatan,” tegas mantan Kepala Biro Keistimewaan dan Kese­jah­teraan Set­da Aceh ini.

Munawar menambahkan, takwa itu puncak keimanan, tempat ber­him­punnya seluruh kedamaian, juga seluruh pe­ngakuan bahwa hanya Allah yang patut disembah, dan hanya kepada-Nya setiap hamba mengabdi.

Khatib juga menekankan arti pen­ting silaturahmi dan sikap tahu ber­terima kasih. “Orang yang tahu ber­terima kasih kepa­da sesama manu­sia, berarti tahu bersyukur kepada Allah. De­mikian pula seba­liknya,” ujar Munawar.

“Rasa syukur kita kepada Allah tidak pernah boleh putus sekalipun. Harus dilakukan secara terus-mene­rus. Cara ber­syukur kepada Allah adalah dengan beribadah total kepa­da-Nya,” katanya.

Mantan Pj Bupati Pidie ini juga mengingatkan jemaah tentang betapa banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita, hamba-Nya. “Dan an­daikan kita coba hitung, niscaya kita tak akan mampu menghitung­nya,” kata Munawar sem­bari menye­but satu contoh bahwa udara yang kita hirup siang dan malam adalah nikmat yang paling sederhana dari Allah.

“Bayangkan kalau setiap mililiter oksigen yang kita hirup dikenakan bayaran oleh Allah. Mungkin orang yang kaya se­kalipun tak sanggup membayar?nya secara terus-mene­rus,” terang Munawar.

Aceh Selatan

Pelaksanaan salat IdulFitri 1438 H/2017 M di Aceh Sela­tan, Ming­gu (25/6) berlangsung pada masing-masing masjid dan surau di sana, diikuti ribuan jemaah.

Suasana khusuk dan khidmat sa­ngat terasa saat umat muslim melak­sanakan salat Ied, di tengah kepriha­tinan atas isu kemorosotan akidah dan penistaan agama dan adanya degradasi nilai kebangsaan.

Di Masjid Agung Istiqamah Ta­pak­tuan, masjid ibukota Kabupaten Aceh Selatan yang terletak di pinggir jalan raya Tapaktuan-Medan ini, bertindak sebagai khatib salat Ied ada­lah Tgk. Drs. Rafie Munir, M. Ag dari Kankemenag Aceh Sing­kil.

Ribuan umat muslim, baik Mus­pida, pejabat daerah mau­pun warga kota ikut menjadi jemaah salat yang dipimpin Imam Besar Masjid Agung Istiqamah Tapaktuan Ustaz Drs. Syahril Anas.

Khatib Tgk Rafie dalam kutbah­nya menyetir soal pen­tingnya umat Islam menjaga persatuan dan kesa­tuan umat (ukhuwah islamiyah) dalam membangun umat.

Menurutnya, bulan puasa sudah mendidik umat Islam untuk menjadi muslim yang lebih baik dengan nilai ketakwaan secara vertikal dan nilai kemanusiaan secara horizontal.

Sementara itu, masjid di 18 keca­matan di Aceh Selatan ju­ga melang­sungkan salat hari raya itu dengan khidmad. Seba­gaimana di Masjid Al-Hidayah Kecamatan Samadua yang dipimpin Imam Masjid Tgk. Yunaidi, S.Pd.

Sedangkan yang bertindak seba­gai khatib adalah Tgk. Drs. H. Bu­chari Harun, MA (Kankemnag Aceh Selatan) yang an­tara lain menga­ta­kan, puasa hendaknya mampu meru­bah pri­laku umat Islam menjadi lebih baik dari semua dimensi selama 11 bulan berikutnya. Analisa