Zainal Arifin : Masyarakat Harus Cerdas dalam Menyingkapi Berita dan Isu-Isu

Bagi sebuah organisasi, media massa bisa dijadikan sebagai kawan maupun lawan, sebab kebaradaannya bisa saja menguntungkan dan bisa pula merugikan. Hal ini tidak terlepas dari kekuatan media massa yang dapat menggiring opini di ruang publik untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat.

Tidak sedikit media yang dinilai sering menyebarkan berita bersifat memprovokasi, mencela pemimpin, penuh caci-maki dan kebencian, sampai menebar fitnah sehingga dapat menimbulkan efek perpecahan.

Menyikapi hal tersebut Wakil Wali Kota Zainal Arifin meminta jamaah tausyiah dan zikir Gemilang untuk menghindari fitnah dan cerdas dalam menyikapi berita atau isu-isu yang ada.

Hal tersebut disampaikannya pada acara tausyiah dan zikir Gemilang rutin di Pendopo Wali Kota, Jum’at (25/01/19) malam.

“Apa untungnya kita menyampaikan keburukan orang di media, termasuk keburukan seorang pemimpin.” Katanya.

Kepada jamaah, Zainal juga meminta agar memanfaatkan momen pada kegiatan-kegiatan sosialisasi rutin yang diselenggarakan oleh Pemko. “Mari dengan momentum zikir, momentum car free day yang telah dirancang oleh Bapak wali Kota kita yang kita banggakan, kita manfaatkan untuk saling watawa saubil haq watawa saubil sobr.” ajaknya.

Zikir dan pengajian gemilang ini dihadiri juga oleh Sekdakota, Ir Bahagia Dipl SE dan sejumlah Kepala SKPK. Ikut juga sejumlah tengku dayah dan para santri dari berbagai dayah di Banda Aceh yang berzikir bersama-sama masyarakat dan pegawai jajaran Pemko Banda Aceh

Sementara itu, Tgk Mursalin Habsyah selaku penceramah menyampaikan tausyiah dengan tema “Bahayanya Ghibah dan Fitnah” berdasarkan pandangan agama, Fitnah itu dapat merusak, menghancurkan serta sangat mudah menuai perpecahan dan berpotensi menggaduhkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Fitnah itu harga mati tidak boleh dipakai dalam islam, walaupun dalam kebaikan. Apapun tujuannya, bahkan untuk melawan musuh-musuh islam.” Jelas Tgk Mursalin.

Kepada jamaah Tgk mursalin berpesan untuk tabayyun, memastikan kebenaran berita dari media-media massa dan tidak sembarang men-share ke publik. Sehingga meminimalkan terjadinya kegaduhan dan merugikan dari berita yang belum jelas kebenarannya.

“Bukan berarti tidak boleh protes atau mengkritik pemerintah, tapi dengan cara yang fastabikul khairot, memberi masukan dengan cara yang baik, demi membangun Kota Banda Aceh lebih baik lagi dalam bingkai syariah.” tambahnya.