Wali Kota Ajak Ulama Bersinergi Bangun Kota

Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh menggelar mudzakarah ulama. Kegiatan ini dibuka Wali Kota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE Ak MM, Kamis (25/7/2019) di Aula lantai II Gedung C Balai Kota Banda Aceh. 

Dalam sambutannya, Aminullah mengajak para ulama untuk bersinergi dalam pembangunan Kota Banda Aceh. Kata mantan Dirut Bank Aceh ini, peran ulama sangat dibutuhkan Pemko Banda Aceh dalam rangka merealisasikan pembangunan kota sesuai dengan visi mewujudkan ‘Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah’.

Kata Wali Kota, ada tiga prioritas pembangunan Banda Aceh, yakni sektor agama, ekonomi dan pendidikan. 

Dalam kesempatan ini, Wali Kota juga menyampaikan tugas pengawalan penegakan syariat Islam di Banda Aceh merupakan tugas bersama, dimana MPU dengan fatwa-fatwanya menjadi pegangan dalam praktik kehidupan masyarakat yang Islami.

“Pengawalan syariat Islam menjadi tugas bersama kita semua. pedomannya kita mengacu pada produk produk hukum yang dilahirkan MPU melalui fatwa-fatwanya,” ujar Aminullah.

Aminullah berharap lewat mudzakarah yang digelar MPU kota tersebut lahir rekomendasi-rekomendasi yang menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Banda Aceh sebelum menjadi produk hukum berupa qanun.

“Kita harap akan lahir rekomendasi-rekomendasi yang kemudian juga kita bahas bersama lagi dengan Forkopimda,” kata Aminullah.

Mudzakarah ini membahas kajian isu aliran sesat, pendangkalan aqidah dan hidden mission di Banda Aceh.

Mengomentari soal isu ini, Wali Kota mengatakan aliran sesat dapat dihindari apabila masyarakat mau memahami dengan benar ajaran Islam yang sebenarnya.

“Untuk mengerti dengan benar tentang hukum Islam maka masyarakat harus mau mencari tahu dengan cara mengikuti pengajian dan kajian yang diisi oleh para ulama, sehingga kalaupun ada yang menyimpang dapat dihindari,” ujarnya.

Ketua panitia mudzakarah, Tgk Tarmizi Daud menyampaikan mudzakarah ulama kota diikuti 40 orang peserta yang berasal dari unsur ulama utusan kecamatan 18 peserta, Ormas Islam 13 peserta, akademisi 5 peserta dan tokoh adat 4 peserta.

Kegiatan ini berlangsung sehari dengan menghadirkan 4 narasumber yang memaparkan hasil kajiannya.

Para narasumber yang dihadirkan adalah, Dr Mukhlisin Ilyas MA (Kabid Penelitian FKPT Aceh) yang menyampaikan materi fenomena gerakan keagamaan di Banda Aceh, Tgk Tarmizi Daud menyampaikan materi dengan tema ‘The Hidden Mission di Banda Aceh dan Kajari Kota Banda Aceh dengan materi ‘Aliran sesatbdan pendangkalan aqidah dalam perspektif yuridis’.

Kegiatan mudzakarah ulama kota digelar dengan tujuan agar pemerintah dapat memberikan perhatian khusus bagi penanganan persoalan tersebut, meredam keresahan masyarakat yang khawatir dapat mempengaruhi generasi muda serta penguatan peran ulama dan umara dalam mencegah isu-isu yang dapat merusak aqidah sekaligus merusak indentitas masyarakat Banda Aceh yang konsisten menegakkan syariat Islam.

Sementara itu, Ketua MPU Kota Banda Aceh, Tgk Damanhuri Basyir yang ikut menyampaikan sambutan mengatakan dibawah kepemimpinan Aminullah dan Zainal Arifin Banda Aceh telah ditetapkan sebagai kota teraman di Indonesia, kota yang tidak terjadi konflik agama dan suku. 

Katanya, prestasi itu harus dipertahankan. Salah satu caranya adalah dengan memahami ajaran Islam dengan benar.

“Islam itu aman dan damai, Banda Aceh akan mampu kita pertahankan sebagai kota teraman ketika kita semua mampu memahami Islam dengan benar,” kata Tgk Damanhuri Basyir