Ribuan Warga Hadiri Senandung Dakwah

Ribuan warga Kota Banda Aceh hadir menyaksikan Dakwah Umum dengan tajuk ‘senandung dakwah’ yang digelar Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh di Masjid Baitus Salihin, Ulee Kareng, Sabtu (23/4/2016).

Kegiatan Dakwah Umum ini dikemas dalam bentuk syiar dan syair dengan menghadirkan Ustad DR H Haslin Baharim dan Ustad DR H Abdullah Khairi yang menyampaikan tausyiahnya. Sementara syair-syair dilantunkan lewat lagu-lagunya Grup Nasyid Raihan asal Malaysia. Warga dari sejumlah elemen masyarakat tampak larut dalam tausyiah dua penceramah asal Negeri Jiran dan lantunan nasyid dari Raihan.

Dakwah Umum ini dibuka langsung Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE. Dalam sambutannya, Illiza mengatakan Islam di Aceh dalam perjalanannya telah mengalami beberapa fase. Setelah mengalami kejayaan di sejumlah era, seperti pada era kepemimpinan para Sulthanah, Islam sempat mengalami fase penurunan saat masa penjajahan.

“Hari ini kita ingin ulangi kejayaan itu, maka dakwah merupakan hal penting. Dan dakwah merupakan tugas kita semua,” ujar Illza.

Illiza meyakini dengan terus berdakwah Islam di Banda Aceh dan Aceh akan kembali menemukan kejayaannya sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah SAW dalam membangun Kota Madinah.

Dalam kesempatan ini, Illiza juga meminta warga Kota terus meningkatkan iman dan taqwa, karena misi membangun peradaban Islam di Banda Aceh juga tidak terlepas dari sejumlah tantangan.

“Kita ingin bangun peradaban Islam yang kuat di Banda Aceh. Kita ingin Banda Aceh menjadi Kota yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. Iman kita harus kuat karena tantangannya juga banyak. Misonaris, pelecehan sexual dan gaya hidup bebas merupakan tantangan kita semua. Solusinya hanya dengan iman, mari kita jaga keluarga kita,” ujar Illiza mengingatkan.

Sementara itu, Ustad Haslim Baharim dalam tausyiahnya tertarik dengan visi misi Illiza yang ingin mewujudkan Banda Aceh sebagai model kota Madani. Sedangkan tausyiah, Ustad yang terkenal dengan sebutan Ustad Bollywood di Malaysia ini menyampaikan tausyiah tentang syukur.

Katanya, syukur adalah ketika kita mampu berterimakasih dalam setiap perkara (sisi kehidupan). Karena, kalau seseorang sudah bersyukur, maka tidak akan berani menggunakan rezeki Allah untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah SWT.

“Tanda-tanda seseorang telah memahami apa itu syukur dapat dilihat dari ketaatannya, sikap dan tingkah laku,” jelasnya yang dilanjutkan dengan lantunan merdu grup NAsyid Raihan dengan judul ‘Syukur’.

Sedangkan Ustad Abdullah Khairi menggunakan waktu tausyiahnya bercerita tentang seorang mantan preman yang didampinginya menjalani ibadah Umrah. Dengan tatto yang menempel di tubuhnya, sang preman akhirnya menemukan hidayah didepan Baitullah hingga akhirnya menghilangkan tato dengan seterika panas yang membuat kulitnya terkelupas sepulang umrah.

“Saya lebih memilih panasnya seterika ini daripada panasnya api neraka di akhirat nanti,” kata Ustad Abdullah Khairi menceritakan pengalamannya mendampingi mantan preman yang menjalankan ibadah umrah.

Senandung Dakwah ini diselingi dengan penampilan grup Nasyid Raihan. Raihan membawakan bebarapa lagu andalannya seperti Salaam, Syukur dan Iman.